Kuda Nabi Dalam Syair Bima

Header Menu

Cari Berita

Iklan Media



Kuda Nabi Dalam Syair Bima

Senin, Mei 17, 2021

                Foto: Ilustrasi Kuda Slawik.co

Bima, Potretntb.com - Pada masa lalu, sastra lisan dalam bentuk Pantun atau Patu merupakan merupakan media yang efektif dalam rangka syiar islam. Pesan pesan dalam Alquran dan hadis diimplementasikan dalam jenis pantun yang disebut Patu Dali. Kata " Dali" berasal dari dalil yaitu dalil dalam alquran dan hadis. 

Disamping Patu, dikenal pula syair dan ungkapan seperti Kabadu, kambata, Saribi, Kande, Kandinga dan Temba. Syair syair ini sudah tidak ditemukan lagi dalam tutur masyarakat Bima-Dompu saat ini. namun sebuah kesyukuran bahwa beberapa penulis telah membukukan syair syair ini seperti Karim Sahidu, Anwar Hasnun, Ahmad Badrun hingga J.J Jonker.

Jara Nabi atau Kuda Yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW juga terekam dalam syair Bima sebagaimana syair berikut ini:

Waraku Jara Makaronde Cimbi
Nakumpa Mpende Di Tando Mimba
Edeku Jara ralewa kai Nabi

Artinya:

Ada kuda yang berwarna kuning keputihan
Meloncat loncat dihadapan mimbar
Itulah kuda perang Nabi.

Syair di atas melukiskan menyatunya kuda dengan nabi dalam rangka mempertahankan kebenaran. Seseorang harus memperjuangkan Kebenaran dan kesucian jiwa dalam mempertahankan agamanya.

Kuda Nabi dalam syair itu memberikan motivasi agar orang Bima senantiasa menegakkan kebenaran sebagaimana pesan "Nakumpa Mpende di Tando Mimba" atau meloncat loncat dihadapan mimbar yang bermakna kita harus tetap menegakkan kebenaran baik dalam lisan maupun perbuatan. Mimbar adalah tempat khatib dan peminpin berpidato. Dalam hal ini hendaknya khatib dan pemimpin senantiasa menegakkan kebenaran. 

Sumber: Anwar Hasnun, Makna Dan Fungsi Puisi Bima, Data Media

Penulis: Alan Malingi