Sumbawa Barat, Potretntb.com -- Anjloknya harga gabah, tentunya membuat para Petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengeluh. Bagaimana tidak, selain di beli dengan harga murah, padi pun di jual dengan harga sekitar kurang lebih Rp.3000,- / kg. Padahal sebelumnya pemerintah setempat telah menetetapkan harga gabah di angka Rp. 4200,- / kg untuk kadar air 20 persen.
Bahkan, menjelang musim panen ke-2 ini, masih banyak petani yang belum mampu menjual gabahnya karena tidak adanya pengepul yang akan membeli gabah mereka pasca panen tersebut.
Melihat kenyataan itu, Dewan Perwakilan Cabang Perkumpulan Pengusaha Media Online Indonesia Kabupaten Sumbawa Barat (DPC MOI KSB) yang dinahkodai oleh Irawansyah S. Pd meminta agar Pemerintah Daerah dan DPRD agar dapat berinovasi sehingga permasalahan klasik yang selalu merugikan para petani tersebut tidak berlarut - larut dan bahkan dapat segera teratasi.
"Pemda harus berinovasi, kita bisa lihat dalam bulan ini, para petani kita sudah hampir selesai panen yang ke-2, akan tetapi harga gabah petani bukannya stabil malah semakin anjlok" terangnya, Ahad, 04/7/2021
Beberapa hari ini, kata Irawansyah, dirinya secara pribadi telah melihat postingan dan berbagai komentar terkait turunnya harga gabah. Namun realitasnya bahwa ini berlaku secara nasional. Maka dari itu, Ada baiknya Pemda memberikan solusi pasti dan berinovasi seperti mengajak petani kita untuk coba keluar dari zona biasa yang hanya menanam padi.
"Kita ambil contoh di Kabupaten tetangga kita, yakni Sumbawa, selain padi, disana juga petaninya selalu menanam jagung, hal itu dikarenakan mereka tahu harga jagung cenderung stabil dan naik. Contoh lainnya di Kabupaten Bima, disana para petaninya identik dengan menanam bawang yang harganya cendrung naik dan stabil," jelasnya.
Lebih lanjut Irawansyah mencoba menjelaskan bagaimana kejadian yang lalu, dimana Malaysia mengirimkan orang-orang untuk belajar dari indinesia. Setelah mereka menguasai ilmunya kini Malaysia menjadi negara maju dengan indeks pendidikan yang mumpuni.
"Langkah yang diambil oleh Malaysia pada tempo dulu harus dilakukan oleh Pemda Sumbawa Barat," ungkap Irawansyah yang juga menjabat sebagai Ketua PW MOI KSB dan Plt Ketua DPC MOI Sumbawa.
Maka dari itu, katanya, Pemda sesegera mungkin kumpulkan para insinyur pertanian dan ahli tanah untuk mengembangkan keahlian mereka. Kirim mereka ke tempat-tempat yang sukses menerapkan pertanian selain padi.
Selain itu, gunakan desa-desa tertentu untuk dijadikan desa percontohan. Kirimkan petani di desa tersebut ketempat yang direkomendasikan oleh insinyur yang telah ditugaskan untuk menjalankan misi ini.
"Insya Allah, dalam waktu dekat ini saya akan bersurat kepada Bupati Sumbawa Barat agar beliau membentuk Tim Kerja Untuk menjalankan misi ini. Tim yang terbentuk ini tentunya bukan yang mengatur pengmanan harga gabah yang ujung-ujungnya mengeluarkan uang daerah untuk subsidi," pungkasnya. (Jhery B)